Bila sobat berkunjung ke Manado
dan daerah sekitar bolehlah memanjakan lidah dengan kuliner khas kota tinutuan
ini. Meskipun dengan penduduk mayoritas kristen, Manado adalah kota yang ramah
bagi pelancong muslim dalam hal makan-memakan, hehe. Berikut kuliner khas
Manado yang pernah saya cecap selama berada di sana :
Nasi Kuning
Di beberapa daerah di nusantara
ini punya menu makanan yang namanya nasi kuning. Pertama kali mencoba makan nasi
yang ditanak dengan santan dan kunyit ini sewaktu saya dinas di Serui, Papua 4
tahun yang lalu. Tersebutlah nasi kuning samping polres dengan lauk ikan
asarnya, yakni ikan cakalang atau ikan laut lainnya yang diawetkan dengan cara
diasap, sehingga saat dimasak menghasilkan aroma dan rasa yang khas. Orang
Manado menyebutnya dengan cakalang fufu. Penjualnya, ibu paruh baya yang sering
kami panggil oma adalah perantau asal Sangir, Sulawesi Utara.
Dan selama bertualang di pulau
Sulawesi, lidah saya kembali diajak bernostalgia dengan si nasi nan berwarna kuning
ini, dari Manado hingga Palu. Di Manado dan juga Gorontalo, nasi kuningnya
biasa disajikan dengan campuran yang wajib ada (standar) seperti bihun goreng,
oseng tempe dan abon cakalang. Sedangkan telur, ikan, ayam dan lauk lainnya ditambahkan
sesuai dengan permintaan pembeli. Harga untuk nasi kuning standar sangatlah
murah, dari 5 ribu hingga 7 ribu rupiah. Salah satu tempat makan yang terkenal
adalah nasi kuning Saroja di jl Diponegoro depan sekolah kristen Eben Haezar,
sayang saya tak sempat menyicipinya. Konon ceritanya, nasi kuning ini juga
dijadikan buah tangan pengobat kangen orang-orang Manado di perantauan.
Nasi kuning plus perkedel kentang bungkus daun lontar |
Ikan Bakar, Sayur Bunga Pepaya
dan Dabu-dabu
Seorang kawan yang sama-sama
penyuka ikan bakar khas Manado yang sedang tugas belajar di Jakarta mengirimkan
pesan agar saya mencoba menu ikan bakar di salah satu RM di Malalayang, Asandri
namanya. Kalau di Jakarta bila ada kesempatan, kami biasa mampir di warung Dodika
yang terletak di jl. Percetakan Negara, Salemba milik orang Manado
langganannya. Meskipun warung pinggir jalan, tapi untuk rasa boleh diadu. Ikan
yang dibakar polos tanpa bumbu khusus dimakan dengan nasi putih hangat, sayur
bunga pepaya dan dabu-dabu, beuhh bikin keringat mengucur karena pedasnya, eh
nikmatnya. Dasar si Padang, hehe. Btw, Manado dan Minang itu punya kesamaan,
sama-sama penyuka masakan pedas atau pedis istilah sananya dan sama-sama
tipikal masyarakat perantau juga sama-sama penyumbang wanita-wanita cantik di
Indonesia, hahai. Dan bagi orang Minang, apabila makan disertai peluh bercucuran, 75
persen boleh disimpulkan bahwa ia sedang makan lamak alias uenakk (analisis statistik
tak berdasar, hehe).
Back to Manado. Sekalian mencari
tahu bus tujuan Gorontalo di terminal Malalayang, petang menjelang malam itu
dengan dua kali berganti mikro saya tiba di TKP, hehe. Karena penasaran dengan
wujud yang namanya ikan tude namun tidak dijual di Asandri, saya lalu
menyebrang jalan ke RM Sarang Tude di depannya. Seporsi nasi putih dengan 2
ekor tude bakar yang dilumuri sambal, sayur bunga pepaya dan dabu-dabu sungguh
membuat sel-sel pengecap di lidah berpesta, hhmmm, nyummii. Nah, ternyata si
tude ini ikan yang biasa saya makan seperti gambar di bawah ini. Satu paket
tude bakar dibandrol 25 ribu rupiah saja.
Ikan kembung dan segarnya dabu-dabu rica-tomat hijau |
Ada banyak rumah makan yang
menyediakan menu ikan bakar ini dengan nama lokal, seperti tude, oci, baronang,
goropa dan sebagainya. Bila pesiar ke Manado, silakan mampir dan tuntaskan rasa
penasaran sobat akan nama-nama si ikan tadi.
Bubur Manado/ Tinutuan
Saya tak sempat menikmatinya
langsung di Manado, maka saat di Gorontalo ketidaksempatan itu terbayarkan di
RM Ci Kia di jl. Tribrata. Jujur, saya tidak suka dengan yang namanya bubur-buburan
yang terbuat dari nasi, barangkali disebabkan oleh stigma yang tertanam di
kepala bahwa bubur adalah makanan orang sakit yang pastinya tawar-tak berasa
dan juga dari bentuk fisiknya yang ehem seperti titik titik, hehe. Namun ketika
tekstur bubur Manado yang lembek ini menggelitik sel-sel pengecap rasa
asin-gurih di lidah maka semua persepsi yang salah tentang bubur tadi
tercerabut dari alam pikiran sadar dan bawah sadar, hmmmm, cukup enak. Mungkin
suatu hari saya akan mencoba bubur Ayam khas Sunda yang sering saya jumpai dan
tak pernah menerbitkan selera saat di Purwakarta.
Bubur Manado si tinutuan |
Seporsi bubur Manado yang terdiri
dari hampir semua sumber karbohidrat yang biasa dimakan oleh masyarakat
Indonesia (nasi, singkong, jagung, kentang dan mi) lalu dicampur dengan aneka sayuran,
suwiran cakalang dan taburan bawang goreng dihargai 13 ribu rupiah. Bagi sobat
yang ingin merasakan Bubur Manado langsung di daerah asalnya boleh datang ke
kawasan kuliner di jl. Wakeke.
Mi Cakalang
Pagi terakhir sebelum bertolak ke
Gorontalo, saya bertanya ke bapak manajer hotel Ahlan tempat saya menginap,
dimana bisa makan mi cakalang dan diberitahulah sambil meminta salah seorang
bawahannya mengantar ke sebuah warung sederhana di belakang hotel. Saat tiba, di
sana sudah ramai dengan orang-orang sekitar yang sedang sarapan. Seperti tujuan
semula, saya memesan seporsi mi cakalang. Mi kuning berkuah bening dengan
campuran sayur-sayuran dan ikan cakalang suwir. Sobat boleh menambahkan garam, penyedap rasa dan sambal sesuai selera yang sudah disediakan di atas meja. Untuk rasa
bolehlah saya beri angka 7 dari range 1 sampai 10 dan harganya lumayan murah,
kurang dari 10 ribu rupiah.
Perkedel Nike
Apa yang tergambar di kepala
sobat bila disebut kata nike? Sepasang sepatu? Seorang penyanyi wanita tahun
90-an? Boleh jadi, tapi nike yang satu ini berkaitan dengan cemilan khas Manado
dan Gorontalo, yakni perkedel yang dibuat dari ikan-ikan ukuran super kecil
yang bernama nike. Ikan nike ini adalah ikan endemik danau Tondano, sama
seperti ikan rinuak yang hanya hidup di danau Maninjau, Sumatra Barat.
Ke-duanya sama-sama berukuran sangat mini, lebih kecil dari teri tapi ketika
diolah jadi penganan, rasanya itu, gurih sangat, sis and bro….
Sobat bisa menjumpai perkedel
nike di hampir tiap rumah makan yang ada di Manado. Di RM sarang Tude, satu
potong perkedel nike ukuran sedang dihargai 5 ribu rupiah.
Pisang Goreng Goroho
Pernahkah sobat makan pisang
goreng dengan sambal, bagi yang belum mungkin ada yang merasa aneh dan
bertanya-tanya “kok bisa?” Di kampung saya di Sumatra sana, meskipun terkenal
dengan masakan dengan cita rasa pedasnya juga tak ada yang makan pisang goreng
dengan sambal, hehe. Paling nikmat itu, pisang goreng dimakan dengan ketan
dengan kelapa parut yang sedikit asin lalu dibungkus dalam daun pisang. Apalagi ditemani secangkir kopi hitam pekat yang diseduh dengan air mendidih di pagi hari saat hujan,
beuhh….
Tapi di Manado dan beberapa
daerah di Sulawesi lainnya, makan pisang goreng dengan sambal adalah hal yang
lumrah. Jangan khawatir mencobanya, tak akan bikin perut berulah dan malah
sebaliknya paduan rasa manis pisang dan gurih pedasnya sambal roa akan memaksa
lidah sobat untuk terus dan terus melahapnya hingga tandas, hehe. Trust me, its
delicious. Di D’linow, satu porsi pisang goreng ini dihargai 20 ribu rupiah,
isi 10 potong ukuran sedang. Sambal roa sendiri adalah sambal yang dibuat dari
campuran ikan roa yang dihaluskan. Dan ikan roa itu adalah…., kawan-kawan
Manado mohon dijelaskan apa itu si ikan roa, hehe.
Klappertart
Salah satu olahan kelapa yang
tumbuh subur di Sulawesi Utara adalah tart yang diadaptasi dari resep peninggalan
kolonial Belanda. Kue yang berbahan dasar tepung terigu, tepung maizena, tepung
custard, mentega, susu, telur, kelapa muda, dan lain-lain ini merupakan ikon
Manado yang sudah tersohor ke seluruh nusantara. Tak lengkap rasanya berkunjung
ke Manado bila tak merasai tart yang satu ini. Biasanya disajikan dalam wadah
aluminium dan paling nikmat dimakan dalam keadaan dingin.
Bila sobat terutama bagi yang
muslim ingin membawa klappertart sebagai buah tangan yang bebas rum dan sudah
memperoleh sertifikat halal dari MUI boleh berkunjung ke Merciful building
dengan harga yang bevariasi sesuai ukuran. Klappertart seukuran kotak makan
anak TK yang berbentuk persegi empat dihargai 60 ribu rupiah.
Es Brenebon
Salah satu kekayaan khasanah
kuliner berupa minuman dingin Indonesia yang ada di Manado adalah es brenebon. Es
serut yang dicampur dengan bahan utamanya kacang merah (brenebon) ditambah
alpukat dan atau durian lalu dikucuri susu kental manis. Seporsi es brenebon di
RM Sarang Tude dihargai 16 ribu rupiah.
Masakan Khas Minahasa
Bagi sobat non muslim bisa mencoba masakan khas minahasa, seperti tinoransak (daging babi yang dimasak beserta darahnya di dalam buluh), pangi (daging tawak/ daging campur lemak babi dan daun kluwak muda yang dimasak dalam buluh), kawok (daging tikus hutan ekor putih), rintek wuuk atau yang lebih dikenal dengan rw (daging anjing), paniki (daging kalong) dan tuturuga (daging labi-labi).
Oleh-Oleh Makanan Khas Manado
Sobat bisa membeli makanan khas Manado sebagai oleh-oleh di Merciful Building yang berlokasi di kawasan Wanea Plaza di jl. Sam Ratulangi no 383, Gelael Grande di Mega Mall, Multimart di pasar 45, UD Kawanua di jl. BW Lapian no 41, Cella Bakery di Tikala Ares no 1 yang dikenal sebagai pelopor klappertart di Manado dan lain-lain.
http://sex-hot-kotamobagu.blogspot.com
BalasHapushot sex manado
http://sex-hot-kotamobagu.blogspot.com
BalasHapushot sex manado