Rabu, 17 Desember 2014

Kuliner Khas Manado: Mari Jo Makang!

Bila sobat berkunjung ke Manado dan daerah sekitar bolehlah memanjakan lidah dengan kuliner khas kota tinutuan ini. Meskipun dengan penduduk mayoritas kristen, Manado adalah kota yang ramah bagi pelancong muslim dalam hal makan-memakan, hehe. Berikut kuliner khas Manado yang pernah saya cecap selama berada di sana : 
 
Nasi Kuning
Di beberapa daerah di nusantara ini punya menu makanan yang namanya nasi kuning. Pertama kali mencoba makan nasi yang ditanak dengan santan dan kunyit ini sewaktu saya dinas di Serui, Papua 4 tahun yang lalu. Tersebutlah nasi kuning samping polres dengan lauk ikan asarnya, yakni ikan cakalang atau ikan laut lainnya yang diawetkan dengan cara diasap, sehingga saat dimasak menghasilkan aroma dan rasa yang khas. Orang Manado menyebutnya dengan cakalang fufu. Penjualnya, ibu paruh baya yang sering kami panggil oma adalah perantau asal Sangir, Sulawesi Utara. 

Dan selama bertualang di pulau Sulawesi, lidah saya kembali diajak bernostalgia dengan si nasi nan berwarna kuning ini, dari Manado hingga Palu. Di Manado dan juga Gorontalo, nasi kuningnya biasa disajikan dengan campuran yang wajib ada (standar) seperti bihun goreng, oseng tempe dan abon cakalang. Sedangkan telur, ikan, ayam dan lauk lainnya ditambahkan sesuai dengan permintaan pembeli. Harga untuk nasi kuning standar sangatlah murah, dari 5 ribu hingga 7 ribu rupiah. Salah satu tempat makan yang terkenal adalah nasi kuning Saroja di jl Diponegoro depan sekolah kristen Eben Haezar, sayang saya tak sempat menyicipinya. Konon ceritanya, nasi kuning ini juga dijadikan buah tangan pengobat kangen orang-orang Manado di perantauan.  
Nasi kuning plus perkedel kentang bungkus daun lontar
Menu nasi kuning ini akan dengan mudah sekali ditemukan di Manado. Selain disajikan langsung, nasi kuning ini juga dibungkus dengan daun lontar.

Ikan Bakar, Sayur Bunga Pepaya dan Dabu-dabu
Seorang kawan yang sama-sama penyuka ikan bakar khas Manado yang sedang tugas belajar di Jakarta mengirimkan pesan agar saya mencoba menu ikan bakar di salah satu RM di Malalayang, Asandri namanya. Kalau di Jakarta bila ada kesempatan, kami biasa mampir di warung Dodika yang terletak di jl. Percetakan Negara, Salemba milik orang Manado langganannya. Meskipun warung pinggir jalan, tapi untuk rasa boleh diadu. Ikan yang dibakar polos tanpa bumbu khusus dimakan dengan nasi putih hangat, sayur bunga pepaya dan dabu-dabu, beuhh bikin keringat mengucur karena pedasnya, eh nikmatnya. Dasar si Padang, hehe. Btw, Manado dan Minang itu punya kesamaan, sama-sama penyuka masakan pedas atau pedis istilah sananya dan sama-sama tipikal masyarakat perantau juga sama-sama penyumbang wanita-wanita cantik di Indonesia, hahai. Dan bagi orang Minang, apabila makan disertai peluh bercucuran, 75 persen boleh disimpulkan bahwa ia sedang makan lamak alias uenakk (analisis statistik tak berdasar, hehe).     

Back to Manado. Sekalian mencari tahu bus tujuan Gorontalo di terminal Malalayang, petang menjelang malam itu dengan dua kali berganti mikro saya tiba di TKP, hehe. Karena penasaran dengan wujud yang namanya ikan tude namun tidak dijual di Asandri, saya lalu menyebrang jalan ke RM Sarang Tude di depannya. Seporsi nasi putih dengan 2 ekor tude bakar yang dilumuri sambal, sayur bunga pepaya dan dabu-dabu sungguh membuat sel-sel pengecap di lidah berpesta, hhmmm, nyummii. Nah, ternyata si tude ini ikan yang biasa saya makan seperti gambar di bawah ini. Satu paket tude bakar dibandrol 25 ribu rupiah saja. 
Ikan kembung dan segarnya dabu-dabu rica-tomat hijau
Ada banyak rumah makan yang menyediakan menu ikan bakar ini dengan nama lokal, seperti tude, oci, baronang, goropa dan sebagainya. Bila pesiar ke Manado, silakan mampir dan tuntaskan rasa penasaran sobat akan nama-nama si ikan tadi. 

Bubur Manado/ Tinutuan
Saya tak sempat menikmatinya langsung di Manado, maka saat di Gorontalo ketidaksempatan itu terbayarkan di RM Ci Kia di jl. Tribrata. Jujur, saya tidak suka dengan yang namanya bubur-buburan yang terbuat dari nasi, barangkali disebabkan oleh stigma yang tertanam di kepala bahwa bubur adalah makanan orang sakit yang pastinya tawar-tak berasa dan juga dari bentuk fisiknya yang ehem seperti titik titik, hehe. Namun ketika tekstur bubur Manado yang lembek ini menggelitik sel-sel pengecap rasa asin-gurih di lidah maka semua persepsi yang salah tentang bubur tadi tercerabut dari alam pikiran sadar dan bawah sadar, hmmmm, cukup enak. Mungkin suatu hari saya akan mencoba bubur Ayam khas Sunda yang sering saya jumpai dan tak pernah menerbitkan selera saat di Purwakarta. 
Bubur Manado si tinutuan
Seporsi bubur Manado yang terdiri dari hampir semua sumber karbohidrat yang biasa dimakan oleh masyarakat Indonesia (nasi, singkong, jagung, kentang dan mi) lalu dicampur dengan aneka sayuran, suwiran cakalang dan taburan bawang goreng dihargai 13 ribu rupiah. Bagi sobat yang ingin merasakan Bubur Manado langsung di daerah asalnya boleh datang ke kawasan kuliner di jl. Wakeke. 

Mi Cakalang
Pagi terakhir sebelum bertolak ke Gorontalo, saya bertanya ke bapak manajer hotel Ahlan tempat saya menginap, dimana bisa makan mi cakalang dan diberitahulah sambil meminta salah seorang bawahannya mengantar ke sebuah warung sederhana di belakang hotel. Saat tiba, di sana sudah ramai dengan orang-orang sekitar yang sedang sarapan. Seperti tujuan semula, saya memesan seporsi mi cakalang. Mi kuning berkuah bening dengan campuran sayur-sayuran dan ikan cakalang suwir. Sobat boleh menambahkan garam, penyedap rasa dan sambal sesuai selera yang sudah disediakan di atas meja. Untuk rasa bolehlah saya beri angka 7 dari range 1 sampai 10 dan harganya lumayan murah, kurang dari 10 ribu rupiah.

Perkedel Nike
Apa yang tergambar di kepala sobat bila disebut kata nike? Sepasang sepatu? Seorang penyanyi wanita tahun 90-an? Boleh jadi, tapi nike yang satu ini berkaitan dengan cemilan khas Manado dan Gorontalo, yakni perkedel yang dibuat dari ikan-ikan ukuran super kecil yang bernama nike. Ikan nike ini adalah ikan endemik danau Tondano, sama seperti ikan rinuak yang hanya hidup di danau Maninjau, Sumatra Barat. Ke-duanya sama-sama berukuran sangat mini, lebih kecil dari teri tapi ketika diolah jadi penganan, rasanya itu, gurih sangat, sis and bro….

Sobat bisa menjumpai perkedel nike di hampir tiap rumah makan yang ada di Manado. Di RM sarang Tude, satu potong perkedel nike ukuran sedang dihargai 5 ribu rupiah.  

Pisang Goreng Goroho
Pernahkah sobat makan pisang goreng dengan sambal, bagi yang belum mungkin ada yang merasa aneh dan bertanya-tanya “kok bisa?” Di kampung saya di Sumatra sana, meskipun terkenal dengan masakan dengan cita rasa pedasnya juga tak ada yang makan pisang goreng dengan sambal, hehe. Paling nikmat itu, pisang goreng dimakan dengan ketan dengan kelapa parut yang sedikit asin lalu dibungkus dalam daun pisang. Apalagi ditemani secangkir kopi hitam pekat yang diseduh dengan air mendidih di pagi hari saat hujan, beuhh….

Tapi di Manado dan beberapa daerah di Sulawesi lainnya, makan pisang goreng dengan sambal adalah hal yang lumrah. Jangan khawatir mencobanya, tak akan bikin perut berulah dan malah sebaliknya paduan rasa manis pisang dan gurih pedasnya sambal roa akan memaksa lidah sobat untuk terus dan terus melahapnya hingga tandas, hehe. Trust me, its delicious. Di D’linow, satu porsi pisang goreng ini dihargai 20 ribu rupiah, isi 10 potong ukuran sedang. Sambal roa sendiri adalah sambal yang dibuat dari campuran ikan roa yang dihaluskan. Dan ikan roa itu adalah…., kawan-kawan Manado mohon dijelaskan apa itu si ikan roa, hehe.

Klappertart
Salah satu olahan kelapa yang tumbuh subur di Sulawesi Utara adalah tart yang diadaptasi dari resep peninggalan kolonial Belanda. Kue yang berbahan dasar tepung terigu, tepung maizena, tepung custard, mentega, susu, telur, kelapa muda, dan lain-lain ini merupakan ikon Manado yang sudah tersohor ke seluruh nusantara. Tak lengkap rasanya berkunjung ke Manado bila tak merasai tart yang satu ini. Biasanya disajikan dalam wadah aluminium dan paling nikmat dimakan dalam keadaan dingin.

Bila sobat terutama bagi yang muslim ingin membawa klappertart sebagai buah tangan yang bebas rum dan sudah memperoleh sertifikat halal dari MUI boleh berkunjung ke Merciful building dengan harga yang bevariasi sesuai ukuran. Klappertart seukuran kotak makan anak TK yang berbentuk persegi empat dihargai 60 ribu rupiah.

Es Brenebon
Salah satu kekayaan khasanah kuliner berupa minuman dingin Indonesia yang ada di Manado adalah es brenebon. Es serut yang dicampur dengan bahan utamanya kacang merah (brenebon) ditambah alpukat dan atau durian lalu dikucuri susu kental manis. Seporsi es brenebon di RM Sarang Tude dihargai 16 ribu rupiah.

Masakan Khas Minahasa
Bagi sobat non muslim bisa mencoba masakan khas minahasa, seperti tinoransak (daging babi yang dimasak beserta darahnya di dalam buluh), pangi (daging tawak/ daging campur lemak babi dan daun kluwak muda yang dimasak dalam buluh), kawok (daging tikus hutan ekor putih), rintek wuuk atau yang lebih dikenal dengan rw (daging anjing), paniki (daging kalong) dan tuturuga (daging labi-labi).
 
Oleh-Oleh Makanan Khas Manado
Sobat bisa membeli makanan khas Manado sebagai oleh-oleh di Merciful Building yang berlokasi di kawasan Wanea Plaza di jl. Sam Ratulangi no 383, Gelael Grande di Mega Mall, Multimart di pasar 45, UD Kawanua di jl. BW Lapian no 41, Cella Bakery di Tikala Ares no 1 yang dikenal sebagai pelopor klappertart di Manado dan lain-lain.

 

2 komentar:

  1. http://sex-hot-kotamobagu.blogspot.com

    hot sex manado

    BalasHapus
  2. http://sex-hot-kotamobagu.blogspot.com

    hot sex manado

    BalasHapus